Setahun Setelahnya...

16.20


Minggu, 26 September sekitar jam 9 malam di jalan pulang ke rumah, nggak sengaja lagu ‘All I want - Kodaline’ ke-play. Minggu malam itu, abis senang-senang ketemu teman lama, yang nggak nyangka bisa juga ada rasa pengen ketemu, pengen ngobrol sama mereka manusia-manusia yang mulutnya sama otak duluan mulutnya alias kalo ngomong nggak dipikir.

Abis ketawa yang menguras energi, ngomong nggak ada abisnya lalu tiba saatnya masuk ke dalam nada-nada Kodaline. Kalau diperhatikan liriknya memang nggak sesuai banget dengan kondisi yang terjadi.


“Kenapa?” Rafi di samping nanya tiba-tiba. Sedih. Hanya bisa ngomong itu. 


Minggu malam artinya juga semakin dekat ke hari Senin, hari yang katanya paling dibenci. Senin, 27 September adalah Senin paling menakutkan buat gue. Senin yang dimana sama kayak lirik lagu Kodaline ini, All I want is and all I need is to find somebody. Untuk apa sih tuh somebody? nggak tau. Hari Senin yang paling gue nggak bisa sendiri tapi ternyata gue sendiri di kamar uring-ringan. 


Tuhan bisa ya, bikin manusia ada perasaan, ada pikiran dan there’s no hack. You just can’t hold it or even fuck it. You just have to feel it and let them go as it should be. Tuhan pembuat skenario terhebat. Mungkin kalau baca tulisan gue sebelum-sebelumnya selalu ada Tuhan didalamnya, karena memang dia yang selalu bikin gue tercengang dengan segala yang terjadi dalam hidup gue. Ada-ada aja. 


Ada-ada aja lu, Nad. Kata-kata itu yang gue dengar dari sebrang sebelum telfon dari Head gue tertutup. 


Skenario yang unik untuk seorang Nada, yang susah beradaptasi, susah bersosialisasi dengan orang baru. Bisa-bisanya dikasih orang baik yang bisa membawa gue, mengajari gue gimana harus melangkah di lingkungan ini. My very first year, never thought it would be so hard to leave. Nggak, nggak semuanya enak! nggak se-klise itu skenario Tuhan untuk gue. Ketika gue nulis ini pun, all my feelings still vague. 


Bertemu dengan segala yang baru, segala yang unik, segala yang bisa geleng-gelengin kepala. Ternyata begini rasanya. Dulu sebelum masuk ke lingkungan ini, cuma bisa denger-denger dari orang sekitar yang ceritain gimana di kerjaannya. Setelah masuk, kok cerita gue lebih ‘fun’ ya? please, izinkan gue ketawa disini, hahahahahahahahahahahahaha, fun. Nggak jadi makan cobra dan sate kelinci aja udah fun, apalagi jadi? Extra fun. 


To end this writing, all I want to say is you will end up where you belong. Maybe not in the right place, but with the right people. It’s them, the people who made me get through this. Matur nuwun.

You Might Also Like

0 komentar

SUBSCRIBE NEWSLETTER

Get an email of every new post! We'll never share your address.

Popular Posts

Flickr Images