Nada's Journal: 2020

Do you believe in magic?

Sebenarnya juga bukan magic juga sih (takut dibilang musyrik haha!). Tuhan itu bener-bener ajaib. Kita nggak tahu dan nggak bakal tahu apa yang Tuhan rencanakan untuk kita, kalo kata quote “You never know what the future holds”.

Udah sampai di penghujung acara nih alias bulan Desember tahun 2020 dimana kata orang-orang wow fuck this shit banget nih tahun. Segala rencana manis di 2020 harus rela ditunda bahkan sampai harus rela dibatalkan.

Di bulan-bulan awal pandemic sambil ngerjain thesis cukup nguji mental, menguras energi jasmani & rohani. Mau minta tanda tangan aja harus berdiri di depan pombensin, ini gue garis bawahi karena memang diri ini berdiri di depan persis pombensin menunggu sang pemberi tanda tangan. Disaat yang bersamaan dengan minta tanda tangan disuruh untuk menunda daftar sidang yang sampai sekarang alasan yang gue punya hanya “Ya nggak apa-apa, bedain aja seminggu daftarnya.” Dan saat itu kalau gue nunda seminggu daftar gue berarti telat lulus yang bukan karena kemauan gue sendiri yang sangat-sangat merugikan dipihak gue baik dari dana yang mesti gue keluarkan untuk bayar sks, waktu gue, dan energi gue yang udah gue maksimalin biar lulus tepat waktu. Iya, dana emang selalu nomor satu! Itu masalah terbesarnya!

Tapiiiii, lagi-lagi Tuhan itu ajaib. Bisa aja gitu lho, tiba-tiba gue ngirim data buat sidang yang gue percaya itu belom lengkap sedangkan kalau mau daftar kan syarat dan ketentuannya ribet dari Sabang-Merauke, gue direply untuk daftar sidang karena akan sidang akhir perdana angkatan gue beberapa hari kedepan. Udah deh, sidang deh gue, lulus deh gue.

Abis lulus di bulan Agustus akhir, mulai beli-beli barang nggak jelas gara-gara nggak ada kerjaan, di hire jadi instruktur senam bunda-bunda di rumah tapi nggak dibayar ahh payah lo (cc: bunda-bunda dirumah ku). Lagi-lagi dana itu nomor satu! Akhirnya memutuskan untuk cari-cari magang sebagai graphic designer karena mau goodbye architecture aku nggak mau panas-panasan di proyek. Bercanda, aslinya jujur otak ini nggak mendukung untuk jadi the next Andra Matin.

Apply dibeberapa perusahan, bermodal iseng-iseng berhadiah. Awalnya menanamkan didalam hati, ini iseng ya, Nad. Eh, pas nggak diterima ada juga ternyata sakit hatinya yah. Beberapa cuma sampai interview aja, yang lain juga ada yang langsung bye. Lalu, dibulan Oktober diterimalah di satu perusahaan di deket Kokas. BOOOOOKKKK! Emang sih pernah kesebut pengen deh kayak di novel-novel kerjanya didaerah sono-sonoh ntuh yang gedungnya tinggi-tinggi. Nah, omong jangan sembarang omong, jadilah sekarang diri ini H. Miing to Kokas.

Awal magang belum mulai aja udah bikin skenario aneh-aneh diotak. Mulai dari nanti gue dijutekin nggak ya anak magang sendirian, nanti gue kerjanya gimana ya, nanti kalo gue bikin salah dimarahinnya kayak gimana ya.

Sampailah di hari pertama menginjakan kaki dikantor, dalam hati sampai juga nih Rapunzel H. Miing ke Kokas sendiri. Lagi-lagi Tuhan itu ajaib. Sampai detik ini gue nulis ini udah 2 bulan lebih suasana kantor so far so gooooood. Seperti apa yang gue omongin ngasal juga, pengen kekantor pake sneakers dan baju yang “gue” banget tanpa harus punya kepribadian ganda dikantor harus pake heels dan baju formal.

Sesuatu yang harus gue syukuri dipenghujung tahun 2020 yang ternyata ada kok indahnya!

Selain itu, indah yang lain juga ada! 2020 itu bikin setiap pertemuan itu berarti banget karena nggak pasti besok-besok bisa ketemu apa psbb lagi ya? 2020 juga ngasih liat ini lho temen-temen yang benernya, yang lain bukannya nggak bener ya tapi kalo buat aku no thanks aja. Trims ya buat kalian yang bikin diri ini masih waras di tahun 2020 mulai dari nelfon-nelfon aja sampai akhirnya jalan-jalan singkat ke Curug yang udah request jangan susah tracknya tapi ternyata kata si Kapih surpriseeee! Tapi walaupun hanya ke Curug itu sangat healing sekali buat gue. Seharian bareng disaat keadaan susah segalanya gini.

Tapi ya tentu masih dong ada upil-upil yang menyebalkan di tahun 2020, bukti sampai sekarang bulan Desember aku belum pegang ijazah. Susyah bok ngurusnya, pusing.

Semoga di tahun 2021 lebih banyak keindahan dan keajaiban Tuhan lagi! Cheers!

- 10.17

2020

Do you believe in magic? Sebenarnya juga bukan magic juga sih (takut dibilang musyrik haha!). Tuhan itu bener-bener ajaib. Kita nggak...

Tiga hari lalu, I never thought that day would come faster than I expected.

Nggak, nggak mau ngomong "rasanya baru kemarin mulai jadi maba" lame. Hari-hari kuliah sungguh berasa banget. Dengan segala cobaan yg ada-ada aja, sampai kerjanya ketawain diri sendiri, bisa-bisanya kejadian sama gue gitu lho.

Masuk kuliah dengan jurusan beda sendiri dari keluarga lainnya penuh dengan "lagian ngapain sih dek masuk arsitek? Mending yang standar-standar aja, gampang nggak capek." "Kasian semaleman nggak tidur" "Pulang magang dekil banget sih dek."

Hari-hari dikampus? Hahaha funny. Ada-ada aja juga. Pertama kali ya shock kenal orang-orang baru di lingkungan baru. Tahun pertama sampai tahun terakhir got nothing but tiny little mini circle of friends, actually I’ve got more amount of fingers than friends. Yes, blame it on me. Seumur-umur kuliah nggak pernah ikutan acara apapun, tapi tetep aja kena omongan. Masih lucu kalau diinget-inget, nggak penting banget semuanya, lol.

Growing up being spoiled. Nggak pernah bayangin, gue, panas-panasan masuk ke proyek bangunan satu persatu untuk cari tempat magang, survey lokasi entah dimana, sampai mau minta tanda tangan aja harus ke pom bensin yang selama hidup baru tau ada daerah itu dan semua itu sendirian. Shoutout, kepada teman-teman sd-smp yang melihat betapa Nada dengan segala ibu-ibu-ibu-dan-ibu.

Tugas akhir haaaaaaaah. Lelah. Drained me mentally and physically. Dari awal memang sudah perkara banget ditambah ditengah-tengah mulai pandemic woah it really hit me, hard. Bulan pertama, masih dengan harapan karantina cuma dua minggu kok tapi lho-lho kok terus-terusan? Semua orang udah mulai balik ke rumah this shit got real. Bulan kedua, dengan tiba-tiba nilai tugas akhir anjlok, felt so devastated. Ibu udah khawatir ngeliat gue nggak pernah turun untuk makan sedikit pun, didepan laptop mulu nggak ada istirahat. Akhirnya dia nemenin gue tiap hari dikamar ngerjain tugas akhir. Bulan ketiga, agak lega udah bisa ketemu orang selain orang rumah. Ada sedikit hiburan dan temen ngobrol lain selain orang rumah. Tapi jangan sedih kalian, ujian Tugas Akhir masih nggak selesai-selesai sampai hari H daftar sidang.

Dengan segala perkara pandemic ini bikin semua tuh makin susah makin sengsara. Tapi tentu juga there’s a rainbow after every thunderstorm, tiba-tiba entah ada aja jalan. Sampai hari ini disaat nulis ini masih rada kurang percaya, gue udah sidang diwaktu yang sama sekali nggak gue sangka.

Perjalanan masih panjaaaaaang, tapi untuk sekarang gue mau cari tukang urut yang enak didaerah Cinangka karena please segala retak dibadan baru terasa sekarang.