Nada's Journal: Oktober 2016

Who doesn’t love denim?

Beberapa bulan belakangan ini lagi trend banget denim yang dibordir lah, yang payet lah, sampai di gambar-gambar pakai tinta and it turns really-really cool.

Sering liat di explore ig denim jacket yang di bordir dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Karena kantong mahasiswa yang can’t afford dat Gucci embroidered denim jacket so otak ini mulai berputar nyari cara biar bisa punya embroidered denim jacket tanpa harus jadi gelandangan dulu demi beli jaket Gucci.

Waktu pas lagi libur mau masuk kuliah, ngubek-ngubek lemari nyokap nyari-nyari barang-barang yang kira-kira bisa dipergunakan kembali oleh gue, dan gue mendapatkan sebuah denim jacket yang pas gue tanya sama nyokap umurnya lebih tua dari gue tapi jaketnya masih layak dan terbilang masih bagus, hanya hilang kancing di kantong sama bagian leher agak lusuh dikit.

Kebetulan banget emang lagi butuh jaket denim jadi langsunglah gue melaksanakan misi gue, membordir jaket. Awalnya mikirnya, kalau berhasil alhamdulillah, kalau gagal nggak nyesek-nyesek banget karena gue nggak beli jaket denimnya.

Pertama kali gue nyari-nyari desain gambar buat di denim jaket gue. Jatuhlah pilihan gue dengan tulisan “I don’t play nice” dan untuk gambar ditengahnya cukup sulit nentuinnya. Awalnya kepengen gambar Japanese art gitu kayak naga, ombak, burung bangau dan lain-lainnya. Ended up with desain yang dibuat seseorang di Instagram (@space_bat_killer) gambar bunga dengan tulisan ‘OVER IT’.

Akibat libur yang terlalu lama, gue nyoba-noba membordir sendiri. Emang kesotoyan sudah mendarah daging jadi begini. Liat-liat di youtube gimana cara membordir trus nyoba-nyoba dan cuma bertahan 2 hari, hari 3 gue nyerah. Akhirnya gue membawa jaketnya ke tukang border di mall daerah lebak bulus. Harganya cukup worth it dengan hasilnya, 195 ribu. Hasilnya memuaskan, mas-masnya juga ngirim gambar desainnya dulu pas masih di komputer jadi nggak bakalan diluar yang diinginkan.

TARRAAAA!!!!

FASHION - 19.53

Make Your Own : Embroidered Denim Jacket

Who doesn’t love denim? Beberapa bulan belakangan ini lagi trend banget denim yang dibordir lah, yang payet lah, sampai di gambar-g...

Sekarang jam 22.23 di hari rabu yang menyenangkan karena gue nggak kuliah, bisa sarapan tanpa buru-buru, workout di jam 9 pagi, nonton film dan yang paling menyenangkan diantara yang lain adalah aku bisa tidur siang!!!! Akibat imajinasi untuk task-super-ngejelimet lagi buntu, jadilah gue disini.

Setuju banget sama orang yang bilang kalau cowok itu susah dewasanya. Dewasanya dalam artian sikap dan tingkah lakunya. Mereka juga nggak bisa dan nggak akan bisa dilepaskan dari para babies mereka misal game, motor, mobil, peliharaan, ya pokoknya hal-hal yang mereka sangat addict. Dan mereka juga keras kepala as hell.

Dulu waktu masih kecil masih belum terlalu sadar, makin gede makin sering liat kelakuan para cowok disekeliling makin tau gimana sifat mereka aslinya.

Contohnya di lingkungan tersempit, di keluarga gue, untuk sekarang baru ada 3 cowoknya. Bokap, kakak paling tua, dan kakak ipar. Bokap gue itu definisi manja. Sorry daddy but that’s the truth. Kalau bokap sakit duh nyokap sampai nggak sempet ngapa-ngapain deh pokoknya. Kakak gue yang paling tua, Entah dia umurnya 16 tahun atau 36 tahun. Dia masih demen banget sama hal-hal yang so unnecessary. Kakak ipar gue ugh ini juga si manja.

Oh iya and my boyfriend too. Dia nggak bisa lepas dari para babiesnya. Game. Game. Game. Mungkin kalau bisa gamenya dia pacarin, udah dari dulu kali ya.

Daaaaaaan mereka semua keras kepala. Bikin gondok. Suka sebel kalau di kasih tau yang bener hanya “he’eh” malah kadang dibilang sotoy. Kalian ya memang tidak tau diuntung. Sebel.

Kalau dengerin temen-temen cowok gue pada ngobrol topiknya juga nggak jauh-jauh dari game oh my, aksesoris motor, mobil, dan vape. Bisakah mereka sedikit memperhatikan penampilan mereka? At least gantilah pakaian kalian dengan yang lebih beragam selain kaos-jeans-kaos-jeans.

Karena being in relationship is a new thing for me jadi gue suka curhat-curhat sama nyokap. Jawabannya selalu sama, selalu ujungnya kita-kita yang harus sabar menghadapi mereka. Dada sampe lapang banget gini saking sabar mulu. Karena mereka dari brojol sampe tuwir bakal always keras kepala dan act like a child.

Daily Journal - 22.44

Boys Be Boys

Sekarang jam 22.23 di hari rabu yang menyenangkan karena gue nggak kuliah, bisa sarapan tanpa buru-buru, workout di jam 9 pagi, nonton ...

Daily Journal - 13.35

A Letter From Him

A boy and a girl can be just best friends. But eventually, one of them, will fall for the other one. Maybe temporarily, maybe at the wr...

Ini udah minggu ke 6 gue bertitle mahasiswi arsitek. Udah 6 minggu juga gaya hidup sehat gue hancur berantakan. Mulai dari jam tidur yang nggak karuan, makan makanan yang full of fat (thanks to mcd yang ada samping kampusku), dan workout adalah hanya sebuah ilusi belaka.

Di hari pertama kuliah sampai sekarang temen deket hanya dua orang. Entah ini terlihat kasian aau gimana, tapi emang Cuma mereka yang sejalan sama gue. Dari dulu juga temen deket gue juga nggak pernah banyak, paling banyak 5 orang.

Soooo, Selama dari hari pertama kuliah sampai detik ini gue menulis journal pertama gue ini semuanya berjalan dengan lancaar. Ya paling hanya masalah-masalah kecil Karena kebiasaan buruk gue yaitu hate someone with no reason. Bukan kebiasaan sih, tapi pastikan disetiap lingkungan ada deh satu atau dua orang yang kita benci tanpa alasan. Cuma liat mukanya aja udah benci – kasarnya gitu.

Anyway, jadi mahasiswi arsitek itu luar biasa. Tugasnya tuh bikin gemes. Gampang sih tapi susah. Hm okay jadi intinya susah sih ya. Ribet. Ngejelimet. Seru bikin dag dig dug ser kalo lagi di depan ruang asistensi takut gak di acc trus suruh ngulang lagi dan harus kekampus lagi hari besoknya. Duh males bangeet lah ya (btw rumah dan kampus gue itu jauhnya sesuatu banget). Baru semester satu aja udah begadang mulu apalagi semester-semester berikutnya walahdalah.

Yang bikin tetep semangat kekampus justru tugas-tugas dan dosen-dosen mata kuliah utama arsitektur, walaupun mereka cuma ngoceh tapi gue seneng banget ngedengerin ocehan mereka. Ocehannya penuh seni jadi dengerinnya enak.

Yang asik lagi di kuliah semua orang yang ada disana udah nggak begitu memperdulikan orang-orang, maksudnya kayak cara berpakaian, berdandan, ya pokoknya mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Jadi mau pake baju apapun itu ya sabodo teing lah. Tapi ya tetep ngotak dan berperasaan juga berpakaiannya. Kelemahannya adalah tidak diperbolehkan memaikai sandal jepit. Gue sendiri emang bukan sandal jepit- addict tapi ada hari-hari tertentu yang gue rasanya males banget untuk pakai alis, pakai mascara, pakai kemeja, pakai sepatu pengen rasanya pakai sandal jepit. Oh my pasti my foot will be happy.

Penduduk dikampusnya beragam banyak macamnya. Mulai yang dari rambut putih sampai rambutnya warna-warni, paling banyak sih rambut panjang warna coklat. Wi bule. Bule depok not bad lah ya. Mulai dari yang pakai baju senada sampai yang pakai jilbab pattern bunga-punta tapi baju pattern polkadot, trus pake celana motif louis Vuitton. Nggak salah dan nggak akan pernah salah, kan setiap orang punya taste dalam fashion yang beda-beda.

Ya pokok e jadi anak kuliah itu rasanya campur-campur.